TEMPO Interaktif, Ratusan robot Transformers tersusun rapi di rak pamer lantai 2 Droids Cafe di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Ahad pekan lalu. Robot-robot itu bervariasi ukurannya. Ada yang kecil sebesar ibu jari, ada juga seukuran lengan orang dewasa. Jenisnya pun beragam. Mulai robot Transformers era Generation Two, Deception, Energon, Armada, Cybertron, hingga Beast Wars.
Robot-robot Transformers, yang merupakan alien dari Planet Cybertron itu juga dipajang apik di etalase. Sejumlah peminat Transformers terlihat antusias mengamati robot-robot yang bisa berubah bentuk itu. "Saya suka Transformers dengan karakter BumbleBee, karena dia jagoan dan warnanya kuning. Kebetulan saya suka warna kuning," kata Bayu Dwi Lesmana, 23 tahun.
Kegiatan yang digelar Komunitas Transformers Indonesia (TF-Indonesia) bekerja sama dengan PT NewBoy Indonesia itu memang memanjakan pencinta dan anggota TF-Indonesia. Sebab, melalui acara bertajuk "Transformers Toys Fair and Contest" itu, mereka bisa menambah koleksi-koleksi terbaru.
"Jadi ini semacam pre-launch menjelang pemutaran film Transformers 3, Dark of the Moon, 1 Juli mendatang," kata Ketua Komunitas Transformers Indonesia Bramantya Respati. Acara peluncuran produk terbaru ini, kata dia, menjadi kegiatan internasional di banyak negara, termasuk Indonesia.
Demi berbagi pengalaman dan bertukar informasi, sejumlah pencinta Transformers ini kemudian membuat website http://tf-indonesia.net pada 2009. Dari situ mereka lalu kerap bertemu di Mangga Dua Square. Dari seringnya bertemu, mereka sepakat membentuk komunitas pada November tahun lalu. "Kini jumlah anggota di situs mencapai 300 orang," kata Bram, sapaan Bramantya.
Beberapa pekan sekali, komunitas ini berkumpul di mal, antara lain di Pondok Indah, Mangga Dua Square, dan Gandaria City. Aktivitas itu akan digunakan untuk saling membagi informasi seputar dunia Transformers. Kendati komunitas baru dibentuk pada November tahun lalu, para pencinta robot yang mampu mengubah bentuk ini telah ada sejak 1980-an. Ini dimulai saat Transformers menjadi serial TV pada 1984 dan muncul dalam film layar lebar pada 1986.
Perkenalan dengan Transformers pada masa kecil ini dialami Frank Hudori, 28 tahun. Saat itu, salah satu pamannya memberikan kaset Betamax berjudul The Transformers: The Movie yang baru saja dirilis. "Sejak saat itu saya suka dengan Transformers," kata Frank, yang menyukai karakter Rodimus.
Saking gandrungnya dengan Transformers, Frank bahkan mengalokasikan secara khusus gaji pertamanya untuk membeli robot Transformers. Kini koleksi yang dimilikinya mencapai ratusan. Beragam karakter Transformers dimilikinya. Namun yang paling banyak adalah Rodimus Prime. Rodimus adalah karakter utama film Transformers pada 1986. "Rodimus itu robot yang bisa mengubah diri menjadi mobil sport futuristik berwarna merah dan ada apinya," kata pria yang bekerja sebagai video editor itu.
Adapun Bram menyukai Transformers sejak sekolah dasar. Jumlah koleksinya mencapai ratusan. Bagi pria 27 tahun itu, Transformers bukan sekadar mainan biasa. "Dari bentuk robot kita bisa mengubahnya menjadi mobil, tank, pistol, pesawat, binatang, dengan bentuk sempurna. Itu kerja seni luar biasa," ujar bungsu dari tiga bersaudara itu.
Bukan hal aneh jika para anggota komunitas TF-Indonesia ini jago mengubah bentuk Transformers. Kegiatan ini juga menjadi ajang kontes bagi pencinta Transformers. Dalam hal franchise, Transformers berada di peringkat ketiga di bawah Harry Potter dan James Bond. Dengan kenyataan ini, Bram merasa yakin minat masyarakat terhadap Transformers akan semakin bertambah.
Dalam beberapa pekan ke depan, sejumlah kegiatan akan digelar oleh komunitas TF-Indonesia. Pada 24-25 Juli, TF-Indonesia bersama NewBoy--pemegang lisensi mainan Transformers di Indonesia--akan melakukan konvoi lima mobil produksi General Motor merek Chevrolet, yang dipakai dalam pembuatan film. Konvoi akan dilakukan dari Senayan City hingga ke Central Park, Mal Taman Anggrek.
Peluncuran mainan Transformers juga akan dilakukan di Istana Plaza Mal, Bandung, Jawa Barat, pada 18 Juni mendatang. Acara lain yang bisa dibilang sebagai bukti sebagai pencinta Transformers sejati, komunitas TF-Indonesia siap melakukan nonton bareng film Transformers 3 di Singapura pada 1 Juli mendatang. Nonton bareng di Singapura ini terpaksa dilakukan karena film ini tak akan diputar di Indonesia.
"Ini Transformers gituloh. Masak iya kami nonton film bajakan dengan suara melempem dan gambar kabur dan miring," ujar anggota komunitas TF-Indonesia lainnya, Wendy Wongso.
SUMBER :
http://www.tempointeraktif.com/hg/hobi/2011/05/22/brk,20110522-335888,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar